BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Kesalahan adalah proses
alami yang dapat terjadi pada tiap bagian dari sistem komunikasi
data. Namun demikian perlu adanya langkah-langkah bagi perbaikan
melalui evaluasi terhadap penyebab terjadinya kesalahan dan
menyelidiki kemungkinan-kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses
transmisi maupun data terminal.
Salah satu sistem kontrol
kesalahan yang sederhana ataupun yang sangat kompleks dapat
disisipkan pada bagian-bagian yang telah terdeteksi pada langkah
pertama tadi. Akan tetapi ada pertimbangan lain yang turut
dipertimbangkan, misalnya perlunya penekanan pada biaya untuk operasi
kontrol kesalahan ini jangan sampai melebihi dari biaya sehingga
membuat sistem yang dibangun menjadi mahal.
Pada umumnya
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam komunikasi data pada umumnya
dapat diperkirakan atau dengan kata lain kesalahan-kesalahan yang
tidak terdeteksi pada suatu bagian dalam sistem transmisi data
mungkin dapat dideteksi pada bagian lain. Dengan alasan untuk
meningkatkan efektifitas komunikasi data, para perancang sistem
kontrol kesalahan berusaha merancang sistem kontrol dengan memberikan
proteksi maksimum terhadap informasi redundant yang seminim mungkin.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana cara deteksi kesalahan dalam komunikasi data?
- Bagaimana koreksi terhadap kesalahan pada komunikasi data?
- Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulis selain sebagai tugas mata kuliah Komunikasi
Data dan Komputer, juga dapat menambah pengetahuan kita yang
berkaitan dengan deteksi dan koreksi kesalahan dalam komunikasi data.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Deteksi Kesalahan
Pengiriman informasi yang
menggunakan sinyal digital atau analog selalu mengalami perubahan
yang dialami oleh informasi tersebut. Perubahan tersebut bisa
disebabkan oleh:
- media pengirimannya itu sendiri
- gangguan terhadap informasi tersebut
- sinyal informasi itu sendiri yang melemah karena jarak tempuh
- peralatan perantara lain yang digunakan dalam pengiriman informasi.
Media pengiriman data
sangat dipengaruhi oleh gangguan gejala listrik seperti:
- kilat
- pengaruh medan listrik motor atau peralatan elektronika lain
- pengaruh media lain yang membawa sinyal listrik yang berdekatan dengannya.
Semua gejala ini disebut
derau yang dapat menyebabkan informasi mengalami perubahan atau
kesalahan. Oleh karena itu terdapat usaha untuk mencegah, mendeteksi,
bahkan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada data yang dikirimkan.
Cara mencegah terjadinya
kesalahan dilakukan dengan memperbaiki peralatan pengiriman dan
penerimaan, serta media pengiriman datanya. Selain itu, sistem yang
dirancang harus dapat melacak kesalahan dan memperbaikinya.
Salah satu deteksi
kesalahan dalam komunikasi data adalah menggunakan tambahan informasi
yang tidak ada kaitannya dengan isi informasi yang dikirimkan. Data
tambahan inilah yang menunjukkan ada atau tidaknya kesalahan pada
data yang dikirimkan tadi. Data tambahan ini disebut dengan pariti,
yaitu penambahan 1 atau beberapa “non-information
carrying bit”,
sehingga penerima dapat melakukan perhitungan matematis untuk
memeriksa ke-valid-an
data yang diterimanya.
- Cara Deteksi Kesalahan
Ada beberapa metode untuk
mengetahui adanya suatu kesalahan. Antara lain sebagai berikut:
- Metode Echo
Metode yang paling
sederhana dan digunakan secara interaktif. Operator memasukkan data
melalui terminal yang kemudian mengirimkannya ke komputer. Komputer
kemudian mengirimkannya kembali ke terminal dan ditampilkan ke
monitor. Operator dapat melihat apakah data yang dikirimkannya benar.
- Metode Deteksi Error otomatis
Sistem komputer lebih
menghendaki sedikit mungkin melibatkan manusia. Oleh karena itu
digunakan sistem bit pariti, yaitu bit tambahan yang digunakan untuk
mendeteksi kesalahan. Terdapat dua macam cara penambahan bit pariti,
yaitu:
- Pariti ganjil (Odd Parity), bit pariti tambahan, supaya banyaknya bit “1” tiap karakter/data, ganjil.
- Pariti genap (Even Parity), bit pariti tambahan, supaya banyaknya bit “1” tiap karakter/data, genap.
Ada 3 macam teknik deteksi
kesalahan dengan menggunakan bit pariti:
- Character Parity (Vertical Redudancy Check / VCR)
Merupakan metode
pemeriksaan kesalahan per-karakter dan digunakan pada sistem yang
berorientasi karakter, misalnya terminal. Dengan cara ini, setiap
karakter yang dikirimkan (terdiri dari 7 bit) diberi tambahan 1 bit
pariti yang akan diperiksa oleh penerima untuk mengetahui kebenaran
karakter yang diterima tersebut. Cara ini hanya dapat melacak
kesalahan yang terjadi pada pengiriman data berkecepatan menengah.
Misalnya ASCII huruf A,
kodenya adalah hex 41:
1000001 ASCII 7 bit
(terdapat 2 bit 1)
1000001 1 tambahkan 1,
jumlah bit 1 jadi ganjil (odd
parity)
1000001 2 tambahkan 0,
jumlah bit 1 jadi genap (even
parity)
Contoh “even
parity” :
Pengirim
Data : 1 1 0 0 0 0 1
b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7
Ada 3 bit “1” (ganjil),
ditambahkan bit 1, jumlah bit “1” jadi genap.
Kirim: Data & Parity =
11000011
Penerima
Proses (algoritma) even
parity :
Hitung jumlah bit 1 => x
Jika x = genap disimpulkan
tidak ada error
Jika x = ganjil, terjadi
error
Terima: Data & Parity =
11100011
Error?
Penerima memeriksa pariti
dari karakter yang diterima, bila tidak sesuai dengan ketentuan maka
akan diketahui adanya kesalahan pada waktu penyaluran data.
VCR mempunyai kekurangan,
yaitu bila ada 2 bit yang terganggu maka tidak dapat terlacak,
sehingga dianggap pariti-nya akan benar.
- Longitudinal Redudancy Check / LCR
Untuk memperbaiki kinerja
VCR, digunakan LCR untuk data yang dikirim secara blok. Cara ini
mirip dengan VCR, hanya saja penambahan bit dilakukan pada akhir
setiap blok karakter yang dikirimkan. Dengan cara ini maka kesalahan
lebih dari 1 bit juga dapat ditemukan, sehingga pengiriman data dapat
dipertinggi.
- Cyclic Redudancy Check / CRC
CRC digunakan untuk
pengiriman data berkecepatan tinggi. CRC disebut sebagai pengujian
berorientasi bit, karena dasar pemeriksaan kemungkinan kesalahan
adalah bit atau karakter dan menggunakan rumus matematika khusus.
Dalam metode ini 1 blok
informasi dilihat sebagai deretan bit yang ditransmisikan. Bit yang
akan disalurkan dimasukkan ke dalam register geser skills yang
disebut generator CRC. Operasi matematik dierjakan atas deretan bit
tersebut
Operasi CRC ini didasarkan
atas pembagian deretan bit dengan sebuah fungsi khusus. Hasil bagi
pembagian diabaikan. Sisa disalurkan sebagai Block
Check Sequence (BCS)
yaitu akhir dari deretan bit isi register geser.
Berdasarkan pemeriksaan
perbandingan hasil perhitungan rumus matematika pada saat dikirim dan
setelah diterima akan dapat ditentukan adanya kesalahan atau tidak.
Pada penerima, deretan bit data termasuk BCS juga dimasukkan ke dalam
register geser siklis yang disebut penguji CRC. Hasil operasi
matematik ini berupa isi register geser yang dapat diperkirakan ada
tidaknya kesalahan transmisi.
- Framing Check
Digunakan pada transmisi
asinkron dengan adanya bit awal dan bit akhir. Dengan memeriksa ke-2
bit ini dapat diketahui apakah diterima dengan baik. Transmisi
sinkron mempunyai berbagai bentuk bingkai sesuai dengan ketentuan
yang digunakan,
- Koreksi Kesalahan Transmisi
Bila
dijumpai kesalahan
pada data yang telah diterima, maka perlu diadakan tindakan
perbaikan
atau
diusahakan agar kesalahan ini jangan sampai memberikan dampak yang
besar.
Metode koreksi ini diantaranya adalah:
- Subtitusi simbol
Bila ada
data yang rusak maka komputer penerima mengganti bagian itu dengan
karakter
lain, sepertu karakter SUB yang berupa tanda tanya terbalik. Jika
pemakai
menjumpai
karakter ini (pada program word-prossessor), maka berarti data yang
diterima
telah mengalami kerusakan, selanjutnya perbaikan dilakukan sendiri.
- Mengirim data koreksi
Data
yang dikirim harus ditambah dengan kode tertentu dan data duplikat.
Bila penerima
menjumpai
kesalahan pada data yang diterima, maka perbaikan dilakukan dengan
mengganti
bagian yang rusak dengan data duplikat, tetapi cara ini jarang
dilakukan.
- Kirim ulang
Cara ini
merupakan cara yang paling simpel, yaitu bila komputer penerima
menemukan
kesalahan
pada data yang diterima, maka selanjutnya meminta komputer pengirim
untuk
mengirim mengulangi pengiriman data.
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Kesalahan transmisi data
jarak jauh selalu terjadi karena itu sistem komunikasi data harus
dilengkapi kontrol deteksi kesalahan. Informasi Burst-error penting
untuk para perancang kontrol deteksi kesalahan. Performasi transmisi
data menurun pada jam sibuk karena itu bila memugnkinkan pengiriman
data sebaiknya pada jam tidak sibuk. Kesalahan yangterjadi sebagian
besar disebabkan oleh ‘Spike’ noise pada sistem transmisi data.
Deteksi kesalahan yang paling baik performasinya adalah CRC.
Kesalahan pada sistem on-line masih dapat diterima tetapi ‘kegagalan’
pada sistem ini mutlak harus dihindari.
- Saran
Di dalam makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu sebaiknya kita terus
belajar dan terus mencari informasi yang lebih lengkap lagi agar kita
dapat mngetahui lebih banyak lagi mengenai deteksi dan koreksi
kesalahan pada komunikasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. “Deteksi &
Koreksi Kesalahan”.
http://www.mdp.ac.id/materi/2011-2012-1/KA307/052122/KA307-052122-671-5.pdf
(diakses pada tanggal 4 April 2014).
Irawan, Budi. 2010. “Bab
V Deteksi dan Koreksi Error”.
http://yusufxyz.files.wordpress.com/2009/11/05-deteksi-dan-koreksi-kesalahan.pdf
(diakses pada tanggal 4 April 2014).
Kemal, Fasyah. 2009.
“Deteksi dan Koreksi Data”.
http://jasainformatika.blogspot.com/2012/03/deteksi-dan-koreksi-kesalahan.html
(diakses pada tanggal 4 April 2014).
0 comments:
Post a Comment